Tampilkan postingan dengan label Opini Awam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini Awam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Juli 2012

Penyederhanaan Rasa

Penyederhanaan Rasa, aku cuma tau bagaimana mengucapkannya, menjabarkanya? mungkin aku bisa sedikit. Adalah menganggap semua biasa saja, bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup memang sudah seharusnya terjadi, diijinkan terjadi oleh Allah, berusaha iklas menerima semuanya.

Maka tidak ada kebahagian yang terlalu bahagia dan tidak ada kesedihan yang terlalu sedih. tidak perlu berjingkrak-jingkrak kegirangan dan tidak perlu menangis meratap. tidak ada kejutan yang terlalu mengagetkan dan tidak ada kekecewaan yang terlalu menyakitkan.

Segala sesuatu terjadi pasti ada alasannya, dalam bahasa inggris orang sering bilang "everything happen for a reasons". Ya, bersyukur, berfikir, mengambil hikmah dan terus memperbaiki diri menjadi pribadi dewasa dan bijaksana. itu yang kita harus lakukan.

Mungkin saja ini pendapatku yang sama sekali salah buat orang lain.. tapi aku hanya ingin belajar untuk menyederhanakan rasa.

Senin, 23 Mei 2011

Bahagia itu pilihan

Aku percaya bahwa bahagia itu pilihan, bukan karena keadaan. Meskipun agak susah bagiku untuk menjelaskan. Ya, mungkin dengan sedikit contoh, ini akan menjadi lebih mudah untuk dijabarkan.


Misal saat ada orang lain berbuat hal yang merugikan, mungkin menghina atau memfitnah. Pada umumnya orang yang mendapat perlakuan tersebut akan bersedih atau marah. Sedih dan atau marah tersebut adalah kondisi yang menggambarkan bahwa seseorang tersebut sedang dalam keadaan tidak bahagia.


Lalu pertanyaannya adalah, apakah kita harus sedih atau marah saat mendapat perlakuan tidak menyenangkan tersebut? Saya menjawab: TIDAK! Mungkin saya akan lebih memilih untuk mengabaikan perlakuan mereka, yaa.. cuekin aja! hidup ini terlalu indah untuk dikorbankan dengan memikirkan hal-hal gak penting yang hanya akan merusak kebahagiaan.


Bahagia adalah sebuah perasaan yang mana perasaan tersebut ada dalam diri kita sendiri, begitu juga dengan sedih, marah, atau derita, semua soal rasa - perasaan. Jadi kita sendiri yang seharusnya mengendalikan perasaan tersebut, artinya kitalah yang membuat keadaan diri kita menjadi bahagia atau menderita.


Jika bahagia adalah pilihan, dengan begitu kita tau apa yang harus kita lakukan untuk tetap merasa bahagia. Misal kasus diatas tadi, jika kita mempedulikan perlakuan buruk tersebut, kita akan merasa sedih, marah, atau bahkan menyimpan dendam, artinya kita memilih untuk hidup menderita. Akan tetapi keadaan akan berbeda jika kita mengabaikannya, tidak memperdulikannya, maka kita akan menganggap semua perlakuan buruk itu tidak pernah terjadi sehingga kita akan jauh dari perasaan sedih, marah atau dendam, artinya kita memilih untuk hidup dengan bahagia.


Yah.. benar atau tidak.. setidaknya itulah pelajaran hidup yang saya dapat akhir-akhir ini, dengan begitu banyak perlakuan buruk dari orang lain padaku. Semoga aku akan tetap terus memilih bahagia. Aamiin..

Rabu, 11 Mei 2011

Tentang Kebahagiaan dan Cinta

Kita barang kali tidak perlu rumit untuk memikirkan bagaimana mekanisme bahagia. Bahagia, sesungguhnya hanyalah sebuah perkara sederhana. Namun, tak banyak yang cuma-cuma mendapatkannya.


Jika dielusuri, maka sesungguhnya setiap perilaku manusia akan menuju pada satu ordinat kecil saja yaitu kebahagiaan. Jika banyak yang memikirkan, bahwa dengan memperoleh uang banyak akan melahirkan kebahagiaan, maka sebanyak itu pula orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan uang, yang pada akhirnya menuju ordinat kebahagiaan itu sendiri.

Pertanyaannya, apakah benar uang akan menjanjikan kebahagiaan? Belum tentu! Jika yang menjadi titik goal dari kebahagiaan itu adalah serentetan gelar di ujung dan pangkal nama, maka kita melihat begitu banyak pula orang yang mengejarnya. Ordinatnya apa? Lagi-lagi kebahagiaan. Lalu, apakah benar ia menjanjikan kebahagiaan yang sesungguhnya?
Pada sisi lain, banyak orang yang mengakhiri hidupnya, dengan cara yang begitu tragis. Juga karena, sisi kebahagiaan yang tiada lagi bersemayam di hati mereka. Maka, sesungguhnya, lagi-lagi, arus gradient itu terkonsentrasi pada kata sederhana bernama kebahagiaan!
Coba, kita renungkan sejenak. Dahulu, jika kita masih duduk di bangku sekolah dasar, kita membayangkan, “bagaimana yah, nanti kalo sudah SMP?” Lantas, ketika sudah SMP, semua terasa biasa-biasa saja. Euporianya, hanyalah sesaat saja. Pun begitu seterusnya. Sama halnya dengan ketika kita bertanya, bagaimana sih rasanya mendapat gelar sarjana, magister atau bahkan professor? Barang kali, bahagianya hanya sesaat saja. Namun, setelahnya, semua kembali terasa biasa-biasa saja. Hal senada, barang kali juga kita rasakan ketika dahulu kehidupan kita serba susah. Lalu, ketika Allah mulai melapangkan rizki. Euphoria yang sesaat lalu kemudian semuanya terasa biasa-biasa saja. Hal ini semua sudah cukup menjelaskan betapa uang, kedudukan, gelar dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya hanyalah menjanjikan kebahagiaan sesaat. Hanya sesaat saja. Bahkan, barangkali ia kemudian menjadi begitu adiktif, selalu minta lebih dan lebih, yang katanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi, jika memang demikian, terlalu sempit makna bahagia itu.
Lalu, bagaimana sebenarnya buffer kebahagiaan itu, hingga ia tetap “long term” di dalam hati? Bagaimanakah?
Hanya ada satu kata dalam mengkatalis terjadinya kebahagiaan. Yaitu, CINTA!
Karena, cinta adalah energi yang begitu menggerakkan. Mungkin, adalah hal klise jika dikatakan, “seorang pemalas tiba-tiba menjadi rajin, karena jatuh cinta. Dan, seorang yang begitu kasar dan keras, tiba-tiba menjadi lembut dan puitis karena cinta.” Tapi, memang begitulah adanya cinta. Kekuatan besar yang mengubah. Tak lekang oleh zaman, dan tak mengenal kata klise.
Coba, kita rasakan sejenak. Bukankah adalah kebahagiaan, ketika kita bisa membuat orang yang kita cintai bahagia? Ketika kita mencintai ayah dan ibu kita, maka adalah kebahagiaan ketika kita bisa membuat beliau berdua bahagia, tak peduli diri kita berpeluh payah? Dan, itu juga sebaliknya —bahkan, barangkali secara eksponensial sudah berpangkat tak berhingga— seorang ayah, atau ibu, tidak pernah peduli dengan peluh payahnya, bahkan berdarah-darah, hanya karena ia ingin, anak yang ia cintai bahagia! Lagi-lagi, sebenarnya, kata kunci atas bahagia adalah cinta!
Seorang pencinta, akan selalu ingin membuat apa yang dicintainya bahagia. Bahagia. Yah, bahagia! Ia, akan begitu cemas dan khawatir, jika sedikit saja ia melukai seseorang yang ia cintai itu.
Semuanya karena cinta. Dan, cintalah yang kemudian melahirkan kebahagiaan.

Kamis, 03 Maret 2011

Cinta Sejati

"Cinta sejati yang bisa.. memberi tanpa harus menerima..
dia memberi damai dan bahagiakan jiwa manusia.."
a song by Element

Mungkinkan masih ada cinta seperti yang digambarkan dalam lagu itu??

Kawan...
kita hanya manusia dan sangat manusiawi sekali jika kita mengharap sesuatu dari orang yang kita cintai, minimalnya berharap untuk juga dicintai.

Atau jikapun tak berharap cinta, mungkin dia menginginkan sesuatu yang lain.. harta mungkin!!

Aku membayangkan.. betapa indahnya hidup dengan cinta yang saling memberi dan menerima..
Karena Kita Hanya Manusia..

Rabu, 03 November 2010

BENCANA

Sebuah kata yg sangat mengerikan!! pasti disana ada banyak korban, kematian, kasedihan.. tangis!

Tapi dibalik itu sesungguhnya ada hal yg jauh lebih mengerikan. Dimana orang berlomba2 menampakkan diri sebagai orang yg sangat peduli dengan membawa misi bahkan visi.

Ada yg menjadikan "bencana" sebagai komoditi dagangan, sumber berita untuk dijadikan headline news tanpa henti & durasi yg tak dibatasi lalu menyebut dirinya sebagai satu2nya media yg pertama kali menjangkau tempat bencana, pertama kali memberi bantuan, pertama kali memberitakan, & pertama pertama lainnya.

Ada lagi sosok2 yg muncul sebagai tokoh besar, berperan sebagai penolong yg sangat memperhatikan para korban, memberi bantuan dgn kamera yg terus mengiringinya sehingga ia dapat dgn jelas terlihat di berita-berita bahwa ia telah berjasa.

Atau perusahaan2 besar dgn menjadikan "bencana" sebagai ajang berpromosi.. atau partai2 politik dgn benderanya.

ah.. ironi sekali, rupanya "BENCANA" sudah berubah menjadi sesuatu yg sangat "MENGUNTUNGKAN"

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...