Doa-doa laksana
mantra yang kurapalkan untuk menyimpul mati tali-tali tak kasat mata,
mengikatkan aku di jiwa pada ragamu yang tanpa belenggu.
Sementara aku mati-matian menjaga aku agar tak terlepas dari ikatan
yang kubuat sendiri, kau bebas melangkahkan kakimu yang terus ku ikuti
kesana kemari bahkan meski aku tak tau kemana tujuanmu berakhir.Kadang aku merasa letih, tangan-tanganku mati rasa tak kuasa berpegang pada lenggang lenganmu, mulutku menracau mengaburkan kata. Aku jatuh, penglihatanku meredup, tapi aku masih bisa mendengar saat kau akhirnya bertanya 'Apa kau baik-baik saja?' Aku hanya bisa sedikit menganggukan kepala, lalu kudengar tapakan kakimu menjauh.
Aku kebingungan mencarimu saat siuman, kau sudah melangkah jauh. Tak jarang aku harus berlari menyusuri jalan, mengikuti jejak yang kau tinggalkan, sambil ku rapal lagi dan lagi doa dan mantra yang kuingat.
'Akhirnya aku menemukanmu lagi' mataku berbinar meski hanya bicara pada diri sendiri, sementara kau, kembali diam dalam pergerakanmu. Aku percaya kau menyadari keberadaanku, walau tak kau genggam tanganku untuk berjalan bersamamu, berdampingan. Kau tak pernah memintaku pergi, lalu kuyakini bahwa hatimu sebenarnya tersenyum dan memahami arti hadirku walau caramu sulit untuk aku pahami.
***
Aku sudah mengikutimu berkilo-kilo meter, kau masih diam. Sudah banyak cerita aku dongengkan untuk memecah kebisuan, kau terus diam.